Kupaskasus.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berniat mengutus mantan pemain basket Dennis Rodman untuk bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, guna membuka kembali peluang dialog pencabutan sanksi dan pelucutan senjata nuklir.
Menurut Trump, Rodman yang pernah bermain untuk klub Chicago Bulls lebih dipercaya oleh Kim Jong-un ketimbang stafnya.
"Dia (Kim Jong-un) lebih menyukai Dennis Rodman, saya katakan itu. Itu bagus. Saya selalu mengatakan Dennis lebih baik dari para staf yang mereka kirim untuk mendekatinya," kata Trump dalam wawancara dengan stasiun radio Fox Sports, seperti dikutip kantor berita Korea Selatan, Yonhap News Agency, Jumat (18/9).
"Dia memang menyukai Dennis Rodman. Dan mereka mengatakan sebaiknya kita menggunakan dia daripada orang lulusan nomor satu di Harvard. Mungkin kita harus melakukannya jadi saya berpikir tentang hal itu," ujar Trump.
Pernyataan itu disampaikan Trump setelah pembawa acara bertanya apakah dia pernah membahas soal basket dengan Kim Jong-un.
Rodman memang beberapa kali diundang oleh Kim Jong-un ke Korea Utara. Keduanya juga berteman akrab.
Saat kabar tentang Kim Jong-un sakit merebak, Rodman turut menyampaikan keprihatinan.
"Saya harap itu cuma rumor kalau Kim Jong-un sakit. Saya berharap kita segera mengetahuinya," kata Rodman pada April lalu.
Rodman juga mengatakan pernah meminta kepada Trump untuk membolehkan dia membantu memperbaiki hubungan antara AS dan Korut.
Meski begitu, Rodman dikritik oleh sejumlah pihak di AS karena kedekatannya dengan Kim Jong-un.
Di sisi lain, Trump mengklaim hubungannya dengan Kim Jong-un tetap baik meski tanpa bantuan Rodman. Dia juga mengklaim hal itu membantu untuk mencegah kemungkinan perang antara AS dan Korut.
"Kami baik-baik saja. Kami memiliki hubungan yang baik dan jujur tidak ada apapun yang terjadi. Jika tidak, mungkin Anda sudah berperang. Anda mungkin berada dalam peperangan yang buruk. Banyak senjata nuklir dan banyak hal buruk bisa terjadi. Saya masih berhubungan dengannya. Kita akan lihat apa yang akan terjadi," ujar Trump.
Dialog antara AS dan Korut belum menunjukkan perkembangan, setelah kedua pemimpin negara itu bertemu di Zona Demiliterisasi yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan pada 30 Juni 2019.
Dua pertemuan di Singapura pada 2018 dan Vietnam pada 2019 tidak membuahkan kesepakatan apapun.
Sumber : CNNIndonesia.com
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa korupsi dan lain-lainnya/rilis atau ingin pasang Iklan dan berbagi foto?
Silakan SMS/WatsApp ke 0852-6599-9456 Via E-mail: redaksikupaskasus@gmail.com
(Mohon Dilampirkan Data Diri Anda) |
Komentar Anda :