Minggu, 19 Mei 2024
Follow Us ON :
 
| Kapolri dan Panglima TNI Melihat Langsung Kesiapan Venue GWK | | Polri Paparkan Kesiapan Pengamanan dalam Rakor Panitia Nasional WWF | | Pengamanan Pelabuhan Padangbai Bali Diperketat Jelang WWF 2024 | | Simulasikan Pengamanan WWF, TNI-Polri Gelar TFG Gabungan | | Ditpolairud Polda Bali Siagakan Dua Kapal dan Tiga Helikopter Amankan KTT WWF | | Bergengsi, Desa Pardomuan Tapsel Wakili Sumut Lomba di HKG PKK ke-52
 
Penelitian Terkini Sebut Candi Muara Takus Dari Abad ke-7
Rabu, 30-08-2023 - 11:29:00 WIB

TERKAIT:
   
 

KupasKasus.com, Pekanbaru - Percandian Muara Takus telah diteliti oleh sejumlah pakar purbakala sejak tahun 1860-an hingga tahun 2022 lalu. Sejumlah pendapat yang mengemuka tentang masa pendirian Percandian Muara Takus antara lain disampaikan oleh: J.L. Moens (1937), yang memperkirakan bahwa percandian ini berasal dari abad ke-7 hingga ke-8 Masehi, atau sejak berdirinya Sriwijaya.

 
Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen, bahwa sejumlah pendapat yang disampaikan oleh para ahli purbakala terkait masa pendirian percandian Muara Takus itu, dapat dikatakan suatu hasil interpretasi yang sifatnya relatif. Kondisi tersebut bisa dimaklumi, mengingat ketika pendapat-pendapat itu dikemukakan oleh para ahli purbakala, metode pertanggalan menggunakan carbon dating (C-14) belum diaplikasikan dalam kajian arkeologi di Indonesia.

Berdasarkan alasan itu, pada tahun 2022 Pemerintah Provinsi Riau melalui Program Pelestarian dan Pengelolaan Cagar Budaya telah melakukan penelitian di areal utama Percandian Muara Takus.

“Penelitian yang kami lakukan bertujuan untuk mendapatkan sampel organik yang akan digunakan dalam analisis pertanggalan absolut menggunakan metode AMS (Accelerated Mass Spectrometry). Dan analisis terhadap sampel organik berupa arang telah dilakukan oleh Laboratorium Pertanggalan Radiokarbon (Radiocarbon Dating Laboratory) The University of Waikato, Selandia Baru,” kata Kadisbud menjelaskan kepada media (28/08/2023).
 
Interpretasi atas hasil analisis pertanggalan menggunakan metode AMS (Accelerated Mass Spectrometry) yang dikorelasikan dengan hasil penelitian sebelumnya, kata Raja Yose, menunjukkan tahapan masa pembangunan dan pemanfaatan percandian Muara Takus. Tahap awal pada sekitar abad ke-3 hingga ke-6 Masehi ditandai kedatangan para bhiksu Buddha menyusuri Sungai  Kampar Kanan ke pedalaman hingga ke tapak Muara Takus. Dan sekitar abad ke-11 hingga ke-14 Masehi, Percandian Muara Takus masih tetap digunakan sebagai lokasi peribadatan Buddha Mahayana Tantrayana, hingga berdirinya Malayupura di Dharmmasraya.
 
“Hasil kajian tahun 2022 membuktikan bahwa percandian Muara Takus telah dibina pada abad ke-7 Masehi bersamaan masa ketika Kerajaan Sriwijaya mendeklarasikan eksistensinya di bagian selatan Pulau Sumatera. Ketika Sriwijaya tumbuh dan berkembang sebagai suatu kekuatan dominan di Nusantara bagian barat pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi, peradaban ini terus berlangsung hingga abad ke-14 Masehi sampai pada masa akhirnya di abad ke-15 Masehi,” kata Kadisbud menambahkan keterangannya.
 
Dapat dipahami bahwa salah satu hal yang menarik untuk dapat dikaji lebih luas lagi yaitu isi dari sebuah Prasasti yang berangka tahun 679 Saka (775 Masehi) yang ditemukan di Wat Sema Muang, Nakhon Si Thammarat, Thailand Selatan. Prasasti ini dikenal dengan sebutan Prasasti Ligor yang berbahasa Sansekerta, dipahati pada kedua sisinya, dan memuat berbagai informasi kehidupan keagamaan Buddha khususnya aliran Vajrayana dalam Buddha Mahayana. Berdasarkan hal tersebut bukan tidak mungkin bahwa Prasasti Ligor merupakan prasasti yang justru berasal dari Percandian Muara Takus, bukan di wilayah Thailand Selatan.
 
Dengan adanya sejumlah alasan yang mengemuka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya prasasti Ligor isinya berhubungan dengan Percandian Muara Takus, dan prasasti batu itu semula berada di kawasan Percandian Muara Takus. Namun karena sesuatu sebab kemudian dipotong dan dibawa untuk kemudian terdampar di Nakhon Si Thammarat.  
 
Pemerintah Provinsi Riau melihat bahwa perlu adanya sebuah kerjasama di bidang penelitian atau kajian dengan pemerintah-pemerintah daerah lainnya seperti Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara yang memiliki tinggalan arkeologis peninggalan Buddha di Sumatera. Dengan rentang masa yang kurang lebih sama, pada setiap daerah juga tumbuh dan berkembang suatu peradaban yang berlatar belakang agama Buddha pada daerah-daerah tersebut. Sehingga bukan mustahil jika tinggalan-tinggalan arkeologis monumental pada masing-masing daerah terjalin interaksi intensif dalam kerangka besar kerajaan Srivijaya.  
 
“Kiranya di masa mendatang memang perlu diadakan kajian komprehensif yang melibatkan para pakar sejarah dan arkeologi, yang tergabung dalam lembaga pemerintahan Pusat dan Daerah selain dari lembaga non Pemerintahan lainnya seperti asosiasi profesi Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) dan Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI),” pungkas Kadisbud berharap dapat diwujudkan.
 
Secara terpisah Gubernur Riau Syamsuar juga meyakini bahwa masih banyak potensi peradaban masa lalu yang perlu diungkap dari wilayah Provinsi Riau.

“Adanya bukti-bukti baru yang ditemukan belum lama ini semakin meyakinkan kita bahwa tinggalan arkeologis yang berkelindan dengan sejarah peradaban dunia dapat dimunculkan dari Riau. Karena itu pula diperlukan kajian-kajian lanjutan oleh pihak-pihak yang berkompeten untuk menguaknya,” kata Gubri.
 
Pemerintah Provinsi Riau masih terus menelusuri Percandian Muara Takus. Seperti yang telah dilakukan pada tahun 2022, peneliti fokus pada pengambilan sampel arang dari hasil tes pit di zona inti dan tanggul tanah, sehingga didapati hasil pembacaan analisis pertanggalan menggunakan metode AMS. Angka tahun yang ditampilkan merupakan hasil kalibrasi OxCal, dalam kurun Masehi sebagai berikut:
1.    TP-01/01: 900 M / awal abad ke-10 M (probabilitas 92,4 %)

2.    TP-02/02: 830 M / awal abad ke-9 M (probabilitas 94,8 %)

3.    TP-02/03: 240 M / pertengahan abad ke-3 M (probabilitas 95,4 %)

4.    TP-03/04: 1820 M / awal abad ke-19 M (probabilitas 47,0 %)

5.    TP-03/05: 1230 M / awal abad ke-13 M (probabilitas 91,2 %)

6.    TP-04/06: 1810 M / awal abad ke-19 M (probabilitas 57,7 %).

Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa korupsi dan lain-lainnya/rilis atau ingin pasang Iklan dan berbagi foto?
Silakan SMS/WatsApp ke 0852-6599-9456
Via E-mail: redaksikupaskasus@gmail.com
(Mohon Dilampirkan Data Diri Anda)



 
Berita Lainnya :
  • Penelitian Terkini Sebut Candi Muara Takus Dari Abad ke-7
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Kapolri dan Panglima TNI Melihat Langsung Kesiapan Venue GWK
    02 Polri Paparkan Kesiapan Pengamanan dalam Rakor Panitia Nasional WWF
    03 Pengamanan Pelabuhan Padangbai Bali Diperketat Jelang WWF 2024
    04 Simulasikan Pengamanan WWF, TNI-Polri Gelar TFG Gabungan
    05 Ditpolairud Polda Bali Siagakan Dua Kapal dan Tiga Helikopter Amankan KTT WWF
    06 Bergengsi, Desa Pardomuan Tapsel Wakili Sumut Lomba di HKG PKK ke-52
    07 Bupati Rokan Hulu H. Sukiman Hadiri Rakor Pencegahan Korupsi di Pekanbaru
    08 Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu Melepas Jamaah Calon Haji
    09 Bupati Kuansing Suhardiman Amby Sandang Gelar Doktor di Universitas Pasundan
    10 Bupati Bagikan Susu Gratis ke Anak Sekolah Dasar Sebagai Stimulus Semangat Belajar
    11 Bupati Dolly Pasaribu Lakukan Jalan Santai Bersama Pimpinan OPD dan ASN Tapsel
    12 Pariyanto Tinjau Langsung Pengerjaan Proyek KPBU APJ Disitiung
    13 Lapas Kelas II B Pasir Pengaraian Adakan Pembinaan Kepribadian untuk Warga Binaan Wanita
    14 JS Si Pria Sombong di Tetapkan Tersangka Kasus Pengolahan Kebun Sawit Pemda dan Tahan Kejati Riau
    15 Pekon Sumberrejo Adakan Kegiatan Penyuluhan Tentang Bahaya Narkoba
    16 Masyarakat Karimun Minta Pohon Angsana Dipangkas
    17 Bhabinkamtibmas Polsek Bonai Darussalam Apresiasi Masyarakat Ikut Jaga Kamtibmas
    18 Kapolri Beri Penghargaan Casis Bintara Jari Putus Dibegal Masuk Bintara Polri
    19 Kepedulian Polda Riau Meneduhkan Korban Bencana Galodo Sumbar, Kapolres Ucapkan Terima Kasih
    20 Perbaikan Jalan Provinsi di Sentajo Raya Segera Eksekus
    21 Pulihkan Nilai Nilai Gotong Royong, Sentajo Raya Akan Lounching Gerakan Kamis Bersih
    22 Penyerahan Tahap II Kasus Korupsi di Rokan Hulu
     
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | DPRD Tanjung Pinang | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © kupaskasus.com | lebih dalam, lebih baru, lebih penting