"Saya apresiasi adanya perpustakaan Aktif Kreatif Kampung Mandi Angin ini, dan kebetulan saya sendiri yang meresmikannya," kata Alfedri. 

Dijelaskan Alfedri, Perpustakaan di kampung ini merupakan bantuan CSR dari Sinar Mas Group yang bekerjasama dengan Universitas Islam Riau bersama Pemerintah Daerah Siak. 

Dia berharap dengan adanya perpustakaan ini dapat mendorong minat baca bagi warga di kampung itu. Karena menurutnya, budaya literasi harus di tingkatkan, bukanya hanya sekedar membaca namun juga kemampuan untuk menulis. 

"Harapan saya anak-anak disini suka membaca, dan menulis, dapat menulis tentang budaya, maupun kearifan lokal yang ada disini nantinya," ujarnya. 

Kampung Mandiangin ini, menurutnya kampung tertua yang telah ada semenjak dahulu dengan kehidupan masyarakat dengan tatanan dan kekerabatan yang baik. Kampung ini juga termasuk sebagai kampung adat. 

"Artinya dengan adanya perpustakaan ini, anak anak disini dapat menuliskan kehidupan, dan perilaku maupun adat istiadat masyarakat, sehingga Mandiangin dapat dikenal orang luar," harapnya. 

Dengan harapan budaya membaca, dan menulis di Mandiangin dapat tumbuh serta berkembang, sehingga SDM Mandiangin semakin meningkat dan dapat bersaing dengan daerah lain. 

Sementara Ketua Perpustakaan Kampung Jujuk Rufiah menjelaskan, bahwa perpustakaan disini aktif melaksanakan kegiatan kegiatan sosial yang sejalan dengan program pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Dimana kunjungan masyarakat cukup tinggi yang di dominasi oleh para pelajar. Hal ini kata dia, tak terlepas dari masukan Penghulu Mandiangin agar menarik minat masyarakat agar datang untuk membaca. Dengan cara memberikan reward kepada pengunjung pada setiap tiga bulan sekali. 

"Kami memberikan penghargaan kepada pengunjung yang rajin membaca, dan rajin meminjam buku buku disini. Pemberian reward ini merupakan salah satu bentuk perhatiaan juga dukungan dari Pemerintah Kampung Mandiangin," jelasnya. 

Disamping itu, dikatakan Jujuk perpustakaan Mandiangin juga melakukan kegiatan kegiatan sosial, seperti kegiatan pelatihan pengolahan bahan pangan non beras, kegiatan pesantren kilat, dan kegiatan budi daya lele dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.

Bagi  anak anak sekolah yang berminat dapat diberikan pelatihan komputer, mulai dari siswa SD hingga SMA. Dan kemudian kegiatan belajar bahasa Inggris secara gratis yang diadakan setiap pekan.

Hebatnya lagi, perpustakaan ini memfasilitasi kegiatan sensus online bagi masyarakat yang tidak mempunyai android, atau bahkan masyarakaat yang tidak paham dengan cara pengisiaan sensus online pada bulan Februari-Maret yang lalu. 

Saat Pandemi virus corona, atas himbauan Penghulu pihak perpustakaan tidak melakukan pelayanan. Dan mulai aktif kembali  saat di berlakukanya new normal. 

Jujuk berharap perpustakaan kampung bisa memiliki  anggaran dalam rangka meningkatkan program literasi bagi kesejahteraan masyarakaat Kampung Mandiangin sendiri khususnya.(infotorial)