Tentu bentuk pertanyaan seperti itu atau ragam pertanyaan lainnya, lembaga konsultan politik yang sudah melaksanakan survey memiliki datanya, atau bisa juga data tersebut sudah sampai ke tangan pemesan. 

Dari beberapa lembaga konsultan politik yang sudah melaksanakan survey yang belum bisa kami sebutkan namanya, karena belum rilis, dari bocoran yang kami dapat, tingkat partisipasi pemilih milenial dan gen Z di Kabupaten Kuantan Singingi, masih di angka 20% dan di bentuk pertanyaan lainnya agak mengejutkan angka pemilih yang mengharapkan uang atau barang sampai 48 %.

Sementara itu, menurut Tio Afrianda, B.S, (Kamis, 29 Agustus 2024), koerdinator Aliansi Mahasiswa Peduli Kuansing (AMUK) mengatakan, angka 20 % pemilih milenial dan gen Z bisa menjadi penentu pemenang dalam pemilihan kepala daerah di kuansing. Ya mengapa tidak 20% dari 251.196 artinya ada  

50.239 DPT yang berasal dari pemilih milenial dan Z. 

Dari proses tahapan Pilkada yang dirilis KPU Kuansing, pendaftaran calon dimulai dari tanggal 27-29 Agustus ini, dari beberapa yang diisukan akan mendaftar ke KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kuansing diantaranya, Incumbent, Suhardiman Amby-Mukhlisin, Ketua DPRD Kuansing, Adam-Sutoyo, dan pasangan Halim- Sardiono.

Pertanyaannya, dari ketiga bakal calon ini, SIAPAKAH YANG MAMPU MEREBUT SUARA MILENIAL DAN GEN Z KUANSING INI NANTI?. 

Tio, menambahkan analisanya, kalau menggunakan analisa SWOT dalam Strategi Komunikasi Politik, dengan upaya membentuk STRENGTHS (Kekuatan) Bisa menggunakan strategi RMA (Read (Baca), Map(Petakan)Attack (Serang) dan Serang. hal yang pertama mungkin bisa dilakukan adalah, membaca karakter pemilih milenial dan gen Z ini, kemudian dipetakan.  Ya, karakter pemilih dari milenial dan gen Z ini biasanya Fomo, atau biasanya condong kepada yang viral. Mengapa demikian? Karena kurangnya pendidikan politik secara lansung dan biasanya hal yang mereka serap hanya berdasarkan apa yang tersedia dilayar media sosialnya, akan tetapi kelebihannya, jari jari, mereka cepat, dan biasanya mereka yang membuat istilah viral itu jadi mungkin.

Lanjut Tio, jadi ketika sudah tau bagaimana karakternya, untuk membentuk kekuatan (STRENGTHS), perlunya pemetaan, maksudnya adalah dimana saja lokasi anak milenial dan Gen Z itu, biasanya sasaran kepada Influencer atau orang yang mampu mengInfluence. 

Trakhir Attack (Serang), serang disini maksudnya, peluru apa yang dipakai untuk mengait pemilih milenial dan gen Z ini? Bisajadi dengan, visi misi yang bagus, dan tindakan yang terlihat nyata dan masuk akal bagi melenial dan gen Z ini, dan biasanya kepentingan milenial dan gen Z ini, tidak muluk muluk, kebanyakan adalah ruang berekpresi, banyak sebenarnya kelompok kelompok influencer ini, seperti, Konten kreator, penggiat media sosial, kelompok kepemudaan, kelompok paguyuban, dan aktivis. 

Tetapi untuk mengait suara 20% itu tidak hanya dengan strategi itu saja, banyak strategi lainnya, "untuk menang, bukan hanya sekedar teori, tapi adalah siapa yang paling pintar berstrategi".

Kemudian saat ditanya, Tio, bagaimana menjadi pemilih yang cerdas bagi milenial dan Z dipilkada Kuansing. 

Tio mengatakan, jadilah anak muda yang Update terhadap berita politik itu sendiri, dengan diskusi, dan kritis. kelompok yang saya sampaikan tadi, seperti, ketua paguyuban, Ketua kepemudaan, konten kreator, dan  penggiat media sosial ini adalah SDM BERKUALITAS, dan kami sepakat diporos itu. 

Dan kami sepakat membentuk poros SDM BERKUALITAS untuk pemilih cerdas Kuansing. ini adalah orang orang mampu menginfluence Orang lain nanti, ucap Tio yang merupakan alumni, hubungan internasional, Fisip, Universitas Riau.