Saat memasuki gedung RSUD Rohul, Gubri Abdul Wahid mengaku prihatin melihat kondisi rumah sakit yang terbengkalai. Hampir 60 persen bangunan mengalami kerusakan parah, termasuk lantai keramik, kaca, dan plafon yang hancur serta tidak layak pakai.

Gubernur menyayangkan kondisi rumah sakit yang telah menghabiskan anggaran puluhan miliar rupiah sejak mulai dibangun pada tahun 2011 namun tidak dapat difungsikan.

"Akibat terbengkalainya pembangunan, masyarakat tidak bisa memanfaatkan rumah sakit yang sebenarnya sangat dibutuhkan," ujar Abdul Wahid.

Ia juga menambahkan bahwa keberadaan RSUD ini seharusnya bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, namun justru menjadi bangunan yang mubazir.

Setelah meninjau kondisi gedung, Gubri menyampaikan bahwa Pemprov Riau akan membantu pembangunan kembali RSUD Rokan Hulu pada tahun 2026. Namun, karena kondisi anggaran daerah yang masih mengalami defisit pada tahun 2025, Pemprov belum dapat merealisasikan bantuan dalam waktu dekat.

Sementara itu, Bupati Rohul Anton menjelaskan bahwa status hukum RSUD tersebut sudah selesai. Dari hasil audit tahun 2021, terdapat inflasi kenaikan harga dalam pengadaan fisik, sehingga diperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rumah sakit ini mencapai Rp77 miliar.

"Semoga pada tahun 2026 bantuan dari Pemprov Riau dapat terealisasi, sehingga masyarakat bisa mendapatkan akses layanan kesehatan lebih dekat tanpa harus ke daerah lain," ungkap Anton.

Selain meninjau RSUD Rohul, dalam agenda Safari Ramadan di Kabupaten Rokan Hulu, Gubernur juga meninjau Jembatan Sei Rokan dan Bandar Udara Tuanku Tambusai. Kunjungan dilanjutkan dengan buka puasa bersama, safari ke Islamic Centre, dan ditutup dengan Rapat Koordinasi di Rumah Dinas Bupati Rohul.(Re)