Menurut keterangan Ir, peristiwa bermula ketika sebuah kendaraan yang dikemudikan secara ugal-ugalan nyaris menabrak mobilnya. Ir pun spontan menegur pengemudi, yang ternyata merupakan seorang Kanit aktif di wilayah tersebut. Namun, teguran tersebut justru berujung pada dugaan tindak kekerasan.

“Dia dorong saya pakai bahu, sampai wajah saya kena dan hidung saya berdarah,” tutur Ir kepada wartawan, saat ditemui di dampingi tim hukum dari Perkumpulan Lembaga Bantuan Hukum (PLBH) Merdeka, Senin (05/05/2025).

Aksi tersebut disaksikan langsung oleh istri dan anak korban, yang disebut mengalami trauma akibat kejadian kekerasan itu. Ironisnya, Ir justru dilaporkan balik ke Polres Rokan Hulu oleh oknum Kanit dengan tuduhan melakukan penganiayaan.

“Padahal saya yang terluka. Saya punya bukti foto dan video luka di hidung, tapi malah saya yang dilaporkan,” ujarnya.

Ir mengaku belum sempat menjalani visum, namun telah menyerahkan dokumentasi luka kepada kuasa hukumnya dari PLBH Merdeka. Lembaga bantuan hukum ini berkomitmen akan terus mendampingi Ir dan mengawal proses hukum agar tidak terjadi kriminalisasi terhadap korban.

Ketua PLBH Merdeka, Riko Santoso, S.H., menegaskan bahwa pihaknya mendesak aparat penegak hukum bertindak secara objektif dan profesional.

“Korban tidak boleh diputarbalikkan menjadi pelaku. Kami akan mengawal kasus ini sampai tuntas demi menegakkan keadilan,” tegas Riko.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Polsek Bonai Darussalam maupun Polres Rokan Hulu terkait kasus ini.(Re/team)