Sungguh Kasihan Melihat Nasip "MUS" Seorang Pasien Penderita Penyakit Usus Pasca Oprasi
Rabu, 22-09-2021 - 19:30:49 WIB
Kupaskasus.com, Pringsewu - Salah satu warga Desa Pariaman Kabupaten Tanggamus mengeluhkan ke adaannya pasca oprasi di salah satu Rumah Sakit Umum Pringsewu, pasalnya, pasca operisi warga Pariaman ini harus menguras aset rumah tangganya. Hal ini saat terkonfirmasi oleh awak media di kantor DPW FWPI (forum wartawan profesional indonesi) Provinsi Lampung.
Menurut MUS warga kecamatan Gunung Alip saat menyampaikan keluhannya, jika dirinya saat ini merasa kesulitan dalam menjalani kehidupan normal, hidup segan mati tak mau.
"Pasca oprasi organ kantong kemih dan saluran air besar yang di oprasi salah satu dokter yang menangani oprasinya di RSUD Kabupaten Pringsewu,
Mus menjelaskan dari tubuh saya di pasang kantong di luar, untuk saluran kemih setelah dioprasi sebagai pengganti kantong kemih yang dioprasi, saya harus menjual aset yang saya punya untuk membeli kantong penampungan baung air kecil dan besar,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, di ketahui Mus hidup sebatang kara dirumahnya, untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonominya, dengan kondisi yang cacat pasca operasi, dirinya tidak dapat berbuat banyak untuk bertahan hidup.
"Untuk bertahan hidup saya jual apapun aset rumah yang ada, bahkan untuk bertahan demi hidup kedepannya saya akan jual motor yang kedua, karna meja, kursi, tv dan lemari telah terjual untuk berjuang hidup, keluhnya.
MUS melanjutkan, dirinya selama menjadi warga negara Indonesia yang memiliki hak untuk di jamin negara hak sehat dan hak hidupnya, merasa tidak menikmati.
"Saya tidak dapat bantuan sosial dari pemerintah baik PKH atau bantuan sosial yang lainnya pasca saya sakit," lirihnya.
Dia mengungkap, bahwa pihak dokter rumah sakit tidak sanggup untuk mengembalikan kondisi organ tubuhnya agar bisa normal dalam menjalani kehidupan seperti umumnya manusia, dalam proses buang air besar maupun kecil.
"Dokter yang mengoperasi saya pernah datang kerumah dan minta tolong agar hal ini jangan di besar besarkan, dan mengajak menjadi saudara angkat , tapi hingga saat ini tidak kelihatan batang hidungnya,” terang MUS.
Dia berharap, kejadian yang menimpa dirinya tidak terulang untuk orang lain dan berharap dapat di usut oleh aparat penegak hukum, agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
"Saya berharap ada tindakan nyata dari pemerintah maupun aparat penegak hukum dan kepada intansi terkait, agar kejadian seperti yang saya alami tidak terulang kepada orang lainya, tutupnya.
tetangga sekeliling yang berada dilingkungan kediaman Mus sangat merasa iba dengan kondisi Mus pasca oprasi, bagai mana tidak dengan hidup seorang diri mempertahan hidup dengan kondisi badan yang tidak seperti manusia umumnya, yang membuat geraknya terbatas atas kejadian pasca oprasi.
Tetangga lingkungan Mus banyak berbuat membantu untuk Mus bertahan hidup, memberikan bantuan sembako dan kebutuhan lainnya.
Tapi untuk membeli alat kantong yang terpasang diluar organ tubuh Mus, dia harus berusaha sendiri, sementara Mus tidak banyak berbuat apa apa karna kondisinya yang tidak banyak bisa bergerak pasca oprasi. (Ferry)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa korupsi dan lain-lainnya/rilis atau ingin pasang Iklan dan berbagi foto?
Silakan SMS/WatsApp ke 0852-6599-9456 Via E-mail: redaksikupaskasus@gmail.com
(Mohon Dilampirkan Data Diri Anda) |
Komentar Anda :