Lembu BUMDES Desa Tanjung Buluh Raip, Diduga Aktor Utama Ketua Bumdes Desa Tersebut
Kupaskasus.com, Perbaungan - Pengawasan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Anugerah Desa Tanjung Buluh Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) Anggota BUMDES seperti membiarkan temuan tersebut pihak. Inspektorat, Komisi A dan penegakan hukum serta TP4D Serdang Bedagai, pasalnya tidak adanya meriksaan terkait lembu BUMDES yang hilang tersebut.
Ditaksir kerugian negara akibat ketidak kejelasan hilangnya lembu BUMDES tersebut mencapai ratusan juta rupiah. Untuk mendapat informasi yang akurat wartawan KupasKasus.com turun langsung kelapangan, Jumat (21/11/2020) pukul 15.30 WIB.
Informasi yang didapat bahwa pengembanh biakkan lembu berawal 25 ekor anak lembu pada tahun 2016 yang lalu yang dikelola oleh BUMDes Anugrah Desa Tanjung Buluh.
Namun pada tahun 2020 ini, selama 4 tahun berjalan sejak dilakukan pengembang biakkan tidak ada hasil yang memuaskan, malah 25 ekor anak lembu yang dikebangbiakkan hanya tinggal 2 ekor lembu, akan tetapi selama 4 tahun berjalan BUMDes Anugrah yang diketuai berinisal BA tidak ada melaporkan atau Rapat Anggaran Tahunan (RAT) selama ini.
Maka atas hal tersebut, Wartwan Kupas Kasus pun mencari kebenaranya dengan melakukan konfirmasi kebeberapa warga Desa Tanjung Buluh, warga yang memberikan keterangan tidak mau menyebutkan namanya.
“Lihatlah pak, hasil BUMDes yang diberikan modal 25 ekor lembu kini hanya tinggal 2 ekor lembu, makanya kalau bisa ada yang mengusut keberadaan lembu sisana, coba lah Pak, padahal kami mengharapkan ada hasil dari BUMDes ini, kami minta diproses oleh penegak hukum,” jelasnya kepada wartawan yang memohon agar tidak disebut namanya.
Tambahnya juga bahwa BUMDes Anugerah Desa Tanjung Buluh merupakan berasal dari Dana Desa (DD) Desa Tanjung Buluh pada tahun 2016 dengan rencana kerja pengembangbiakkan lembu dengan Kepala Desa masih dijabat oleh Irwansyah.
Dari awal pembentukan anggota BUMDES sudah mencium adanya kejangagalan dalam hal pembelian lembu tersebut, pasalnya lembu dengan ukuran masih menyusu dibeli dengan harga 9,5 juta di tahun 2016.
Menurut sala satu anggota BUMDES yang tidak mau disebutkan identitasnya mengatakan, "Harga lembu tersebut tidak masuk logika, karna saya tau betul harga lembu, namun saya tidak mau bertanya dengan harapan lembu yang kami pelihara akan bisa berkembang biak dan menjadi simapanan kami di hari tua," ungkapnya.
"Dia juga menambahkan kalau tau kejadian nya seperti ini saya gak mau ikut jadi anggota namun hanya untuk tumbal saja, sudah capek Ngaretnya namun hasilnya entah dimana," tutupnya.
Warga Salah Satu Anggota BUMDES menceritakan awal mula lembu bisa raip, "Bayangkan Pak dulu harga per ekor anak lembu Rp 9,5 juta dikalikan sebanyak 25 ekor sudah berapa uangnya. Kami sudah curiga ini pasti ada permainan, namun berharap terus BUMDes bisa berjalan. Akan tetapi makin terpuruk BUMDes Anugrah,” ungkap warga dengan harapan pihak terkait segera mengusut hilangnya lembu BUMDES.
Untuk memastikannya Wartwan Kupas Kasus, melakukan pemantuan di kandang lembu milik BUMDes Anugrah yang tidak jauh dari pemukiman, ternyata terlihat 11 ekor lembu yang sedang diberi makan oleh tiga orang penjaga kandang.
Saat di tanya, ketiga orang penjaga kandang mengatakan, "iya memang benar saat ini yang terlihat hanya (2) lembu saja yang tersisa Lembu BUMDES tersebut sementara yang lain milik pribadi warga," ujarnya.
Saat ditanya prihal (23) lembu yang hilang ketiga penjaga tersebut tidak mau memberikan Komentar dan memilih untuk mengarahkan tanya aja sama Ketua BUMDes nya.
Saat dimintai Komfirmasi nya Ketua BUMDes Anugrah berinisal (BA) di rumahnya, namun tidak berada di tempat dan hanya ditemukan istrinya yang mengungkapkan bahwa BA mencari rumput dan tidak tahu jam berapa pulang.(Darma)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa korupsi dan lain-lainnya/rilis atau ingin pasang Iklan dan berbagi foto?
Silakan SMS/WatsApp ke 0852-6599-9456 Via E-mail: redaksikupaskasus@gmail.com
(Mohon Dilampirkan Data Diri Anda) |
Komentar Anda :